Tentang St. Yudas
Tadeus:
Hamba
dan Sahabat Setia Yesus
Mengapa
St Yudas Rasul-lah yang kita mintai pertolongan dalam perkara-perkara sulit
yang nyaris tanpa pengharapan?
~
seorang pembaca di Annandale
Sebelum
membahas pertanyaan yang diajukan di atas, marilah pertama-tama kita memeriksa
apa yang kita ketahui mengenai St Yudas. Sungguh sayang, Kitab Suci tidak
menceritakan secara terperinci mengenai kehidupan St Yudas. Tetapi, yang
terpenting adalah bahwa ia dicatat sebagai salah satu dari keduabelas rasul
yang dipanggil Tuhan Yesus, “Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya
kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka duabelas orang, yang disebut-Nya
rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon,
Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak
Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas
Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat” (Lukas 6:13-16; bdk juga Kis 1:13).
Dalam Injil St Matius (10:2-4) dan Markus (3:16-19), nama “Yudas” tidak
disebutkan dalam daftar para rasul, melainkan nama “Tadeus”; sebagian ahli
berpendapat bahwa Tadeus dipergunakan guna membedakan Yudas dari si pengkhianat
Yudas Iskariot. Namun demikian, kedua nama tersebut, Yudas dan Tadeus, menunjuk
pada orang yang sama, dan terkadang kita malah mendengar St Yudas Tadeus.
Tradisi liturgis kita juga mencerminkan hal ini: Teks bahasa Latin dan bahasa
Indonesia dari Doa Syukur Agung I dalam Misa mempergunakan nama Tadeus,
sementara teks bahasa Inggris mempergunakan nama Yudas dalam daftar para rasul.
Menurut
tradisi, St Yudas adalah pengarang dari “Epistula Yudas” yang kita dapati dalam
Perjanjian Baru. Sebagian ahli pada masa belakangan ini berselisih pendapat
apakah Rasul St Yudas adalah sesungguhnya pengarang dari surat Yudas. Daripada
berkutat pada segala argumentasi itu, marilah secara singkat kita memeriksa
bukti-bukti tradisional yang mendukung St Yudas sebagai pengarangnya. The
Muratorian Fragment (± 155M) menyajikan satu dari daftar-daftar awali mengenai
tulisan-tulisan yang dapat dibacakan dalam Misa sebab tulisan-tulisan itu
dikarang oleh para rasul dan bebas dari sesat ataupun kesalahan.
Tulisan-tulisan ini kemudian dimasukkan dalam kanon Perjanjian Baru. The
Muratorian Fragment mencantumkan Epistula Yudas sebagai salah satu dari tulisan-tulisan
yang diterima itu, karenanya mempertegas bahwa pengarangnya adalah Rasul St
Yudas.
Namun
demikian, dengan menerima hal ini, muncul suatu pertanyaan lain: Jadi,
mengapakah pengarang epistula tersebut mengidentifikasikan diri sebagai
“saudara Yakobus” (Yudas 1), yang menunjuk pada Rasul St Yakobus Muda? Dalam
daftar Keduabelas Rasul seperti dikutip di atas, Yudas diidentifikasikan
sebagai “anak Yakobus” sementara St Yakobus Muda diidentifikasikan sebagai
“anak Alfeus”. Masalahnya terletak pada terjemahan dari teks Injil berbahasa
Yunani ke bahasa Inggris dan Indonesia. Kembali ke teks Injil yang asli
berbahasa Yunani tulisan St Lukas, orang tidak akan mendapati kata “anak” baik
dalam hubungannya dengan “Yakobus anak Alfeus” maupun “Yudas anak Yakobus”;
melainkan, terjemahan harafiahnya adalah “Yakobus dari Alfeus” dan “Yudas dari
Yakobus”. (Begitu pula halnya dengan teks Latin Vulgata). Jadi, bagaimanakah
hubungan sesungguhnya?
“Yakobus”
yang dimaksudkan dalam Surat Yudas adalah St Yakobus Muda (bukan St Yakobus Tua
saudara St Yohanes anak-anak Zebedeus, bdk Matius 4:21), yang adalah sepupu
Yesus (Matius 13:55, perlu dicatat bahwa kata “saudara” dipergunakan sebagai
suatu istilah yang mencakup segala bentuk hubungan kekerabatan). Apakah Yesus
Mempunyai Saudara? Karena dalam daftar Rasul dalam Injil St Matius maupun St
Markus, nama Tadeus segera menyusul sesudah “Yakobus anak Alfeus,” maka secara
tradisional disimpulkan bahwa Tadeus dan Yakobus adalah bersaudara. Ingat bahwa
Tadeus adalah nama lain dari Yudas. Sebab itu, pengarang epistula adalah Yudas
yang sama yang adalah saudara Yakobus Muda. Sebab itu adalah tepat Kitab Suci
Douay Rheims menterjemahkan daftar dalam Lukas 6:13-16 sebagai berikut:
“Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, dan Yudas saudara
Yakobus.” Alasan lain mengapa St Yudas mengidentifikasikan dirinya sebagai
“saudara Yakobus” di awal epistula kemungkinan besr adalah karena Rasul St
Yakobus Muda menjadi Uskup Yerusalem yang terkenal; sebab itu, hubungan
menegaskan bahwa pengarang epistula adalah seorang rasul dan menghilangkan
segala kerancuan dengan Yudas Iskariot.
Sekarang
setelah kita menjadi lebih paham mengenai mengapa St Yudas adalah Rasul,
saudara Yakobus Muda, sepupu Yesus, dan pengarang Epistula Yudas dalam
Perjanjian Baru, kita dapat melanjutkan dengan menjawab pertanyaan di atas.
Ada
satu perkataan St Yudas yang dicatat dalam Injil St Yohanes. Pada Perjamuan
Malam Terakhir, ia bertanya kepada Yesus, “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau
hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” (Yohanes
14:22). Tuhan kita menjawab, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti
firman-Ku dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia.”
Epistula
Yudas serupa dengan Epistula Kedua St Petrus. Sebagian ahli memperkirakan surat
ditulis sekitar tahun 70M. St Yudas mendorong komunitas untuk “tetap berjuang
untuk mempertahankan iman” dan memperingatkan mereka terhadap guru-guru palsu.
Ia menantang umat beriman awali, “Bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu
yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian
dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk
hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,
selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api” (Yudas 20-23).
Menurut
tradisi, sesudah kebangkitan Yesus, St Yudas Tadeus mendapatkan kain kafan
Tuhan, yang oleh sebagian besar orang diyakini sebagai Kain Kafan Turin. Pada
akhirnya, St Yudas membawanya ke Edessa, sekarang Turki. Dari sana, ia
menjelajah hingga ke daerah Armenia. Ritus Armenia menelusuri asal-muasalnya
dari St Yudas Tadeus.
St
Yudas kemudian mewartakan Injil di Mesopotamia di mana Simon menggabungkan diri.
Dari sana, mereka melakukan karya misi ke Persia, di mana keduanya menerima
mahkota kemartiran. St Yudas didera dengan pentung hingga tewas; St Simon
digergaji hingga berkeping-keping. Pesta S. Simon dan S. Yudas, Rasul kita
rayakan setiap tanggal 28 Oktober.
Jadi,
mengapakah St Yudas Tadeus dijadikan pelindung perkara-perkara sulit yang
nyaris tanpa pengharapan?
Alasannya
menurut tradisi amat sederhana: Ketika orang mendengar nama Yudas, pikiran
orang akan segera tertuju pada Yudas Iskariot yang mengkhianati Tuhan kita.
Sebab itu, orang yang nyaris putus harapan saja yang akan datang memohon
bantuannya. Sebab amat jarang dihormati dan dimintai pertolongan, St Yudas
selalu siap sedia dan menanti untuk mendengar doa-doa mereka yang menyerukan
namanya. Ironisnya, ia mungkin adalah rasul yang paling sering dimohon bantuan
doanya, dan yang paling banyak dikenang dalam gereja-gereja dalam rupa patung
ataupun karya seni lainnya.
Sebuah
doa yang dibagikan di Tempat Ziarah Nasional St Yudas di Chicago berbunyi
demikian:
“St
Yudas, Rasul yang tersuci, hamba dan sahabat setia Yesus, Gereja semesta
menghormatimu dan memohon pertolonganmu sebagai pelindung dalam perkara-perkara
sulit yang nyaris tanpa pengharapan, dalam perkara-perkara yang nyaris mustahil.
Doakanlah aku, yang begitu tak berdaya dan sebatang kara. Aku mohon dengan
sangat kepadamu, dengan hak istimewa yang dianugerahkan kepadamu, sudi
datangkanlah pertolongan yang nyata dan segera di mana pertolongan nyaris
mustahil. Sudi datanglah menolongku dalam kepentingan mendesak ini agar aku
beroleh penghiburan dan pertolongan surgawi dalam segala kebutuhanku, pencobaan
dan penderitaan, teristimewa [nyatakan permohonanmu] dan kiranya aku dapat
memuliakan Tuhan bersamamu dan bersama segenap mereka yang terpilih untuk
selama-lamanya. Aku berjanji, ya St Yudas yang terberkati, untuk senantiasa
mengingat pertolongan besar ini, untuk senantiasa menghormatimu sebagai
pelindungku yang istimewa dan berdayakuasa, dan untuk dengan penuh syukur
mendorong devosi kepadamu. Amin.”
Novena Santo Yudas
Tadeus
Rasul
yang amat suci, Santo Yudas Tadeus, pelayan dan sahabat Yesus yang setia,
Gereja Semesta menghormati dan memohon kepadamu, sebagai penolong dari
masalah-masalah yang tampaknya tidak ada harapannya, hal-hal yang tidak ada
jalan keluarnya. Doakanlah aku, karena aku merasa sendirian dan tidak mempunyai
penolong.
Aku
mohon padamu, gunakanlah kekuatan khusus yang diberikan kepadamu untuk
memberikan padaku bantuan nyata dan sesegera mungkin disaat aku merasa bantuan
itu hampir tidak ada. Dampingilah aku dalam kebutuhanku yang mendesak ini
sehingga aku boleh menerima penghiburan dan bantuan Surgawi atas semua
kebutuhanku, masalah dan penderitaanku, khususnya .......... (sebutkan
permintaan anda) dan sehingga aku akan memuji Tuhan bersamamu dan semua orang terpilih
selamanya. Aku berjanji, oh Santo Yudas Tadeus untuk selalu mengingat bantuan
besar ini, untuk selalu menghormati sebagai Rasul yang istimewa dan perkasa
diantara kedua belas Rasul lainnya dan untuk meningkatkan devosi kepadamu.
Semoga
Hati Yesus yang Mahakudus selalu dihormati, dicintai disemua Tabernakel sampai
akhir zaman.
Semoga
Hati Yesus yang Mahakudus dihormati dan dimuliakan sekarang dan selama-lamanya.
Santo
Yudas Tadeus doakanlah aku dan dengarlah doaku.
Terberkatilah
Hati Kudus Yesus.
Terberkatilah
Hati Maria yang tak bernoda.
Terberkatilah
Santo Yudas Tadeus.
Diseluruh
bumi dan selalu disepanjang masa.
Amin.
Catatan
Ucapkanlah
doa novena ini pada saat Anda menghadapi masalah besar dan kehilangan semua
bantuan yang ada atau tak menemukan jalan keluar atas masalah tersebut.
Novena
ini sebaiknya didoakan enam (6) kali sehari, selama sembilan (9) hari
berturut-turut.
Sebaiknya
doa novena ini dicetak (diprint) atau ditulis tangan, lalu tinggalkanlah doa
novena ini agar ditemukan orang lain. Dengan demikian, Anda telah ikut
mewartakan doa novena ini kepada sesama.
Doa
ini akan dijawab pada hari ke 9 atau sebelumnya dan belum pernah gagal.
0 komentar:
Posting Komentar